Sel punca atau yang lebih dikenal sebagai stem cell adalah sel yang belum berdiferensiasi dan memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Mungkin istilah sel punca atau stem cell masih asing kedengarannya untuk beberapa orang, tapi perlu diketahui bahwa sebenarnya sel punca sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1980-an. Apalagi sekarang ini, pengobatan dengan stem cell sangat marak dibicarakan di kalangan para ahli medis serta dokter.
Nah, stem cell sendiri dapat diperoleh dengan melakukan teknik transplantasi. Berdasarkan sumbernya, teknik transplantasi terbagi menjadi tiga. Yang pertama adalah transplantasi dari sumsum tulang belakang yang digunakan sebagai pengobatan leukemia dan anemia aplastik. Untuk memperolehnya, sumsum tulang diambil dari panggul pendonor lalu disuntikkan pada pembuluh vena pasien. Sayangnya, transplantasi ini memiliki resiko terkontaminasi virus yang tinggi.
Kedua, transplantasi stem cell darah tepi. Pada peredaran darah tepi ini, jumlah stem cell memang tidak sebanyak pada sumsum tulang belakang. Tapi, transplantasi ini memiliki keuntungan lebih mudah dan tidak menyakitkan serta lebih mudah untuk tumbuh. Namun, transplantasi ini jga memiliki kekurangan yaitu tidak sekuat transplantasi sumsum tulang belakang sehingga keduanya digabungkan/dicampur agar lebih kuat.
Ketiga, transplantasi stem cell tali pusat. Pada tali pusat atau plasenta, ternyata memiliki stem cell yang sama dengan sumsum tulang belakang. Transplantasi stem cell tali pusat ini telah menyembuhkan banyak penyakit contohnya penyakit leukemia dan masih banyak lagi.
Sifat khusus dari sel punca sendiri ada dua. Pertama, sel punca dapat membelah diri meskipun sudah tidak aktif dalam jangka waktu yang lama. Kedua, sel punca dapat diinduksi menjadi suatu jenis sel tertentu dalam koncisi tertentu. Sel tersebut dapat berupa sel jaringan dan sel organ yang memiliki tugas sendiri.