Wacana Iklan “Tupperware” Pada Majalah Nova : Pendekatan Mikrostuktural dan Makrostuktural
Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester empat mata kuliah Wacana
Dosen Pengampu : Mursia Ekawati M.A

Disusun Oleh :
Aviani Imaniah
1610301062
4B

We Will Write a Custom Essay Specifically
For You For Only $13.90/page!


order now

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2108
BAB I
Pendahuluan
Didalam tulisan ini akan dibahas perihal analis wacana terhadap iklan Tupperware yang dimuat pada Majalah Nova . iklan tersebut “Tupperware Smart Saver”. Iklan tersebut akan dikaji dengan pendekatan analisis wacana (discourse analysis) sebagai suatu kajian yang bersifat makro dan umum. Artinya, unsur – unsur pembangun wacana sebagai suatu sistem makro tidak hanya menunjukkan hubungan sebab akibat, tetapi tedapat juga unsur-unsur yang hadir secara simultan dan memiliki hubungan secara interdependensi (Aminudin, 1989 : 4). Kajian suatu tes dengan pendekatan analisis wacana meliputi ruang lingkup analisis prinsip dasarnya.
Hal-hal yang termasuk ruang lingkup analisis wacana meliputi (1) analisis wacana merujuk pada wujud objektif paparan bahasa berupa teks; (2) analisis wacana berkaitan dengan dunia acuan yaitu konteks; (3) analisis wacana berkaitan dengan unsur di luar teks yang meliputi referensi ( pengertian yang diemban penulis/penutur daam paparan bahasanya sesuai hal yang diacu), praanggapan (berupa pola penautan proposisi dalam kalimat, baik dihadirkan atau tidak, dalam paparan bahasanya), implikatur (konvesi kebermaknaan pengunaan kata-kata dalam tuturan), dan inferensi (bentuk kesimpulan oleh pemabca/pendengar sewaktu memahami paparan bahasa); (4) analisis wacana berkaitan dengan aspek tekstual yang meliputi ciri pengembangan topik dan tema, stuktural yang meliputi ciri pengembangan topik dan tema, stuktur informasi, analisis ciri sekuensial, kesatuan unit struktur dan keselarasan relasi semantisnya, serta prediksi tingkat keberterimaan untian kalimat dalam teks.
Sebelum sampai pada analisis, terlebih dahulu akan dibahas tentang latar belakang masalah, metode penelitian dan landasan teori yang berupa pemeparan beberapa konsep teks dan wacana serta unsur-unsurnya yang melatarbelakangi pengetahuan penulis.
1. Latar Belakang Masalah
Iklan merupakan salah satu wujud alat komunikasi yang digunakan perusahaan untuk menggerakkan kegiatan ekonomi. Kekuatan iklan sangatlah berpengaruh pagi produk yang akan di iklankan. hal tersebut membuat orang-orang terus berinovasi membuat iklan semenarik mungkin.
Iklan dapat disebarakan melalui media cetak maupun elektronik. Iklan dengan media cetak dilakukan melalui koran ataupun majalah dan yang menggunakan media elektronik yaitu melalui internet , televisi, dan radio. Tujuan dari iklan adalah untuk menarik masyarakat pada produk yang ditawarkan. Oleh karena itu , iklan didesain untuk mampu mempengaruhi pembaca , dibuat semenarik mungkin tanpa menghilangkan pesan-pesan yang ada didalamnya.
Bahasa yang digunakan iklan adalah salah wujud ragam bahasa jurnalistik (RBJ) yaitu ragam bahasa yang digunakan oleh insan kreatif, dalam hal ini wartawan, untuk penerbitan pers. Ragam tersebut mengandung daya informatif persuasif yang secara konsensus harus memilih kata-kata yang dimengerti oleh khalayak pembaca. Di samping memiliki daya informatif persuasif , RBJ juga mempunyai sifat khas yang menjadi karakteristik, yaitu singkat, lancar, padat, sederhana, lugas , netral, dan menarik.
Majalah merupakan salah satu media yang digunakan dalam wacana iklan tulis memiliki beberapa keunggulan daripada media lainnya, yaitu majalah memungkinkan menampilkan jumlah iklan yang ditargetkan dengan besar karena sistemnya secara periodik. Iklan dapat dijangkau oleh semua kalangan dan juga majalah menawarkan reporoduksi foto yang baik, khususnya dalam hal warna karena visual dalam iklan menrupakan elemen yang penting.
Dialatarbelakangi oleh hal-hal itulah dalam kajian analisis wacana di sini difokuskan pada bahasa iklan Tupperware ; atau bagaimanakah iklan Tuperware tersebut mampu menyampaikan pesan produknya kepada khalayak.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif sinkronis. Deskriptif memiliki arti memerikan gejala-gejala kebahasaan secara cermat dan teliti berdasarkan fakta-fakta kebahasaan yang sebenarnya. Gejala tersebut diklasifikasikan dengan dasar pertimbangan tujuan penelitian, kemudian dianalisis untuk sampai pada pemerian sistem dan kaidah atau pola-pola. Sinkronis berarti mengkaji dan memerikan sistem bahasa atau segi-segi tertentu dengan tujuan tertentu.
Data penelitin ini adalah sebuah iklan Tupperware di media cetak. Sumber datanya adalah majalah nova No. 1537/XXX edisi 07-13 Agustus 2017. Langkah penelitian ini dimulai dari (1) pengumpulan data ; (2) kalsifikasi data (memilih dan memilah data); (3) analisis mikrostuktural dengan menitikberatkan pada mekaniksme kohesi tekstualnya untuk mengungkapkan urutan kalimat yang dapat membentuk wacana iklan yang koheren ; (4) analisis makrostuktural dengan mempertimbangkan konteks situasi; (5) menyimpulkan.

A. Konsep Wacana dan Teks
Berbicara tentang wacana dan teks ada dua pendapat yang bertentangan. Pendapat pertama mengacu pada Halliday dalam Cohesion in English (1976) bahwa wacana dan teks merupakan dua istilah yang sama maksudnya. Teks merupakan rangkain kalimat yang saling berkaitan, bukan hanya sebagai unit gramatikal, melainkan merupakan satu unit makn. Wacana merupakan kalimat-kalimat yang secara operasional berkedudukan sebagai satu kesatuan. Adanya batasan rangkaian kalimat yang saling berkaitan dalam teks dan kalimat sebagai satu kesatuan dalam wacana inilah yang mungkin menjadi dasar bagi keasamaan antara wacana dengan teks. Pandangan yang kedua mengacu pada Brown dan Yule (1996) bahwa teks dipandang sebagai produk yang mengesampaikan pertimbangan teks itu dibangun, sedangkan wacana merupakan suatu proses yang memperhitungkan semua upaya dalam membangun teks demi membangun dan mengungkapkan makna.
Mengacu pada kedua pandangan tersebut, dalam hal ini penulis lebih berkiblat pada pandangan yang kedua bahwa wacana dan teks merupakan suatu konsep yang berbeda. Teks merupakan wujud fisik bahasa/realisasi wacana; sebagai suatu produk, keberadaan teks bersifat konkret. Wacana merupakan bangun teoritis yang bersifat abstrak. Keberadaan wacana bersifat abstrak karena wacana dalam satu teks tertentu, diperlukan proses penafsiaran secara mikrostuktural maupun makrostuktural.
Pembedaan anatara wacana dengan teks penting untuk dilakukan karena bermanfaat guna lebih mengarahkan jika pemakai bahsa dihadapkan pada kenyataan-kenyataan pemakaian bahasa yang sesungguhnya/sebenarnya. Berkaitan dengan masalah tersebut, istilah teks juga dipakai untuk mengacu pada wujud bahasa tulis yang terdapat di dalam iklan Sasa sebagai objek penelitian.
Kajian analisis wacana merupakan suatu kajian analisis yang sifatnya makrostuktural sebagaimana yang dikatakan oleh Sumarlam ( disitir pada perkuliahan Analisis Wacana , LD-PPs UNS, 19-9-2002). Dikatakan Sumarlam (2002) bahwa kajian analisis wacana bisa dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan makrostuktural dan pendekatan mikrostuktural. Pendekatan makrostuktural adalah pendekatan dengan mempertimbangkan background dan foreground , konteks situasi, berbagai prinsip penafsiran (lokal, temporal, tindakan), prinsip analogi, faktor sosial kultural, dan konversi budaya yang melatarbelakanginya. Pendekatan mikrostuktural menitikberatkan pada mekanisme kohesi tekstual untuk mengungkapkan urutan kalimat yang dapat membentuk sebuah wacana menjadi koheren.
Karena begitu luasnya lingkup kajian analisis wacana, maka dalam analisis bahasa iklan Tupperware dibatasi pada lingkup kohesi dan koherensi untuk pendekatan mikrostuktural dan lingkup pendekatan makrostuktural yang meliputi konteks situasi dan konteks sosial kultural dan konteks sosial kultural. Konteks situasi bisa dipahami melalui prinsip penafsiran personal, loka, temporal, analogi dan inferensi. Prinsip penafsrian personal bisa dilihat dari aspek penutur (P) dan mitra tutur (MMt); atau ada yang mengistilahkan dengan aspek intensionalitas dan keberterimaan.

B. Kohesi dan Koherensi
Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara stuktural membentuk ikatan sintaktikal (Mulyana, 2005:26). Kohesi adalah hubungan semantik atau hubungan makna antara unsur-unsur di dalam teks dan unsur-unsur lain yang penting untuk manfsirkan atau menginterpretasi teks; pertautan logis antarkejaidan atau makna-makna di dalamnya; keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik (Moeliono, 1989:343). Secara formal, kadar atau tingkat kekohesifan suatu teks terletak pada pemakaian pemarkah kohesi secara proposional dan fungsional.
Kohesi wacana terbagi ke dalam dua aspek,
Kohesi gramatikal berkaitan dengan aspek bentuk sebagai stuktur lahir bahasa. Pemarkah kohesi gramatikal meliputi pengacuan/reaferensi, penyulihan/substitusi, pelesapan/elipsi, dan perangkaian/konjungsi.
Kohesi leksikal yaitu hubungan antarunsur dalam wacana secra semantis. Kohesi leksikal meliputi repitisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas-bawah), antonimi (lawan kerja), ekuivalensi (kesepadanan/paradigma).
BAB III
Hasil Analisis Teks Iklan Tupperware di Majalah Nova

Gambar1.a iklan Tupperware dalam majalah Nova
Ada tiga hal yang akan dianalisis dari iklan tersebut yaitu kohesi dan koherensi, konteks situasi, serta konteks sosiokultural. Masing-masing aspek tersebut menggambarkan karakteristik teks secara khusus.

3.1 Analisis Kohesi dan Koherensi
Teks iklan terdiri dari atas dua paragraf. Paragraf pertama terdiri dari satu kalimat majemuk dan paragraf kedua terdiri dari dua kalimat yaitu satu majemuk satu kalimat. Jadi secara keseluruhan, teks iklan terdiri dari tiga kalimat. Untuk lebih mudah ketiga kalimat tersebut diberi penomoran dari (01) s.d. (03).
(1) Penyimpanan sistem modular menghemat penyimpanan dalam rak atau lemari dapur.
(2) Dapatkan promo menarik Buy 2 Get 1 selama Agustus 2017.
(3) Hubungi kantor distributor terdekat.

Gambar 1.b iklan Tupperware dalam majalah Nova
Kata atau pada kalimat (01) menunjukkan adanya pemakaian konjungsi pilihan (alternatif). Kata atau merupakan konjungsi yang memberikan makna pilhan yaitu antara rak dengan lemari dapur. Pada kalimat (01) terdapat repetisi tautotes yaitu pengulangan satuan lingual (sebuah kata) beberapa kali dalam sebuah konstruksi, yaitu pada kata penyimpanan. Kata penyimpanan diulang pada kalimat tersebut sebanyak sekali.
Penyimpanan sistem modular menghemat penyimpanan dalam rak atau lemari dapur.
Kata selama pada kalimat (02) menunjukkan adanya pemakaian referensi demonstratif temporal yang bersifat endoforis katatoris karena mengacu pada kata “Agustus 2017” yang terletak pada kanannya.
Kata terdekat pada kalimat (03) menunjukkan pemakaian referensi demonstatif tempat yang bersifat eksofora karena kata terdekat memiliki acuan diluar dari bacaan tersebut yaitu pada tempat kantor distributor Tupperware yang pembaca tabloid tersebut berada.
Berdasarkan hasil analisis kohesi, dalam teks iklan Tupperware terdapat pemarkah-pemarkah kohesi, baik leksikal maupun gramatikal. Pemakaian pemarkah-pemarkah kohesi tersebut tampak pada bagan di bawah ini :
Jenih Kohesi dan Pemarkahnya
NO Jenis Kohesi
1. konjungsi pilihan (alternatif) Atau (01)
2. referensi demonstratif temporal Selama (02)
3. referensi demonstatif tempat Terdekat (03)
4. Kohesi leksikal repetisi tautotes

Pemarkah –pemarkah kohesi gramatikal dan leksikal tersebut diapakai oleh penulis untuk membangun keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yng lain sehingga akan tercipta pengertian yang apik atau koheren (Moeliono, dkk, 1988:343).
Di samping keserasian hubungan natar kalusa dalam kalimat-kaimat tersebut tampak pada pemakaian pemarkah kohesinya terlihat pada paragraf kedua kalimat satu dan dua. Dengan demikian, peranti-peranti kohesi atau pemarkah-pemarkah kohesi yang dipakai oleh penulis digunakan untuk membangin keserasain hubungan antar kalusa dalam kalimat maupun antarkalimat dalam paragraf sehingga bisa tercipta suatu wacana iklan yang koheren dari segi mikrostuktural atau pendekatan mikrostuktural.

3.2 Analisis Konteks Situasi
Iklan Tupperware ini terletak pada bagian tengah majalah Nova No. 1537/XXX edisi 07-13 Agustus 2017 yang mengangkat rubik masak memasak . Iklan tersebut lebarnya setengah halaman. dimana di depannya terdapat iklan salah satu produk Mayonise. Iklan tersebut memiliki :
1. Warna
Warna putih sebagai dasar iklan dan warna merah muda yang digunakan pada produk yang sedang diiklankan. Di dalam iklan tersebut warna merah mendominasi dari tulisan , warna pakaian pada ibu-ibu bintang iklan dan produk yang di iklankan. warna putih digunakan juga pada sebagian besar perabot rumah tangga yang ada dalam ilustrasi iklan tersebut. dibagian badan iklan ditulis menggunakan warna hitam. Pada bagian atas tulisan Tupperware di buat menggunakan warna hitam dan juga di bold dan diletakkan pada bagian atas iklan. Tulisan di bagian logo Small Space Big Ideas menggunakan warna putih begitu juga dengan penulisan bagian informasi di bawah mengenai customer service yang di tulis dengan warna putih . Penulisan Buy 2 Get 1 ditulis menggunakan warna merah muda. Warna-warna yang digunakan cenderung merupakan warna-warna kalem tidak terlalu mencolok dan terkesan lembut. Perpadauan antara warna putih, hitam dan merah muda dengan dominasi warna merah muda merupakan kombinasi yang baik karena sebagain besar wanita paling menyukai warna merah muda. Warna merah muda adalah warna yang tenang, damai, pecinta keindahan. Warna merah muda juga menggambarkan mengenai wanita yang menyukai hal-hal manis, kasih sayang dan juga membuat produk dan iklan lebih terihat indah dan menarik.
2. Ilustrasi

Gambar 2a. ilustrasi wanita sedang memasak
Iklan Tupperware Smart Saver terdapat ilustrasi seorang wanita yang tengah berada di dapur sendirian dengan senyum bahagia disaat memasak. pada bagian depan counter terdapat rak yang berisi wadah penyimpanan dengan merek Tupperware.

Di bagian bawah sebelah rak terdapat bulatan besar dengan tulisan Small Space Big Ideas yang berarti bahwa dengan tempat minimal mampu menciptakan ide yang besar.

Dari ilustrasi tersebut barangkali menunjukkan kepada pembaca bahwa (a) dengan menggunakan Tuppeware sebagai Smart Saver maka rak atau lemari akan dihemat pengunaan ruangnya. Hal itu karena Tupperware yang wadah dengan ukuran lebih kecil dapat di tampung di atas wadah Tupperware yang lebih besar. (b) Dengan menggunakan Tupperware Smart Saver akan membuat memasak menjadi lebih menyenangkan dengan ukuran Tupperware yang kecil . (c) Target Pembaca yang merespon iklan ini adalah ibu rumah tangga atau wanita yang senang memasak karena iklan ini berada di rubik masak memasak. Hal ini juga dapat dilihat dengan jelas bahwa yang menjadi bintang iklan adalah seorang wanita. Dan juga iklan ini ada di Majalah Nova yang merupakan majalah bagi para wanita.

3. Tipografi

Gambar 1.c penunjuk teks iklan
Judul teks Tupperware ada di bagian sbelah kanan atas berwarna hitam di bold. Tulisan Smart Saver berada di bawahnya dengan font lebih besar dan menggunakan warna pink. Dibuat lebih besar dari kalimat yang ada dibawahnya untuk memberi pengertian kepada pembaca tentang apa yang ditawarkan oleh Tupperware. Di paragraf kedua penulisan promo menarik juga ditulis Pada tulisan buy 2 get 1 ditulis dengan menggunakan bold untuk mempertegas dari apa yang di sampaikan. Pada bagian bawah iklan yang merupakan tempat informasi tulisan www.tupperware.co.id juga di cetak tebal agar mempertegas mengenai website Tupperware.
4. Teks iklan terdiri dari dua paragraf. Pada paragraf pertama terdapat satu kalimat majemuk dan paragraf kedua terdapat dua kalimat.
3.3 Analisis Sosial Kultural

Iklan adalah sebuah bentuk komunikasi yang khas, iklan adalah segala bentuk pesan tentang sutau produk yang disampaikan oleh media ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Gaw, 1961 : 9). Dengan menggunakan media massa, periklanan usaha penjualan. Periklanan merupakan daya mempercepat yang besar dalam distribusi ( Gamble dalam ivers dan Mathews, 1994 :248).
Di dalam pendekatan beriklan, Wiratno (1997:1) memperkenalkan 4 macam stuktur, yaitu orientasi, presentation, offer, justification. Orientation adalah tahap pengenalan produk; offer adalah tahap pembujukan kepada pembaca agar membeli atau menggunakan produkk yang diiklankan; dan justification adalah tahap penilaian pengiklan bahwa produk yang ditawarkan benar-benar bagus dan bisa memenuhi harapan pembaca/pelanggan. Di samping itu, Wiratno (1997:21) juga memperkenalkan 3 macam pendekatan dalam beriklan, yaitu (1) pioneering stage yaitu tahap pengenalan produk baru; (2) competitive stage yaitu tahap persuasif yang menggambarkan keunggulan-keunggulan produk yang diiklankan dibandingkan dengan produk lain; dan (3) tahap retentive stage yaitu tahap pengingatan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan masih lebih baik dibandingkan dengan produk-produk lain. Tahap ini dilakukan agar konsumen memilih barang yang ditawarkan. (lihat Yuwono, 2001 : 146)
Berdasarkan teori tersebut, secaa sosial kultural , iklan Tupperware berada pada tahap offer dengan pendekatan competitive stage. Artinya iklan tersebut tidak memperkenalkan atau mendeskripsikan suatu produk terbaru dari Tupperware, tetapi sudah pada tahap membujuk pembaca agar segera memiliki produk Tupperware dengan sistem Smart Saver serta membujuk konsumen untuk tidak pindah ke produk lain, pembujukkan tersebut tampak dengan adanya penawaran Buy 2 Get 1 dan juga pendeskripsian keunggulan-keunggulan produk.
Iklan Tupperware Smart Saver menawarkan produk dengan keunggulan Tupperware yang mampu menghemat ruang penyimpanan di rak atau lemari dapur. Jadi dengan adanya Smart Saver pengguna tidak akan kebinggungan bagaimana menyimpan wadah Tupperware. Iklan tersebut juga menawarkan program buy 2 get 1 yaitu apabila membeli duWacana Iklan “Tupperware” Pada Majalah Nova : Pendekatan Mikrostuktural dan Makrostuktural
Disusun untuk memenuhi tugas akhir semester empat mata kuliah Wacana
Dosen Pengampu : Mursia Ekawati M.

Disusun Oleh :
Aviani Imaniah
1610301062
4B

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TIDAR
2108

BAB I
Pendahuluan
Didalam tulisan ini akan dibahas perihal analis wacana terhadap iklan Tupperware yang dimuat pada Majalah Nova yaitu “Tupperware Smart Saver”. Iklan tersebut akan dikaji dengan pendekatan analisis wacana (discourse analysis) sebagai suatu kajian yang bersifat makro dan umum. Artinya, unsur – unsur pembangun wacana sebagai suatu sistem makro tidak hanya menunjukkan hubungan sebab akibat, tetapi tedapat juga unsur-unsur yang hadir secara simultan dan memiliki hubungan secara interdependensi (Aminudin, 1989 : 4). Kajian suatu tes dengan pendekatan analisis wacana meliputi ruang lingkup analisis prinsip dasarnya.
Hal-hal yang termasuk ruang lingkup analisis wacana meliputi (1) analisis wacana merujuk pada wujud objektif paparan bahasa berupa teks; (2) analisis wacana berkaitan dengan dunia acuan yaitu konteks; (3) analisis wacana berkaitan dengan unsur di luar teks yang meliputi referensi ( pengertian yang diemban penulis/penutur daam paparan bahasanya sesuai hal yang diacu), praanggapan (berupa pola penautan proposisi dalam kalimat, baik dihadirkan atau tidak, dalam paparan bahasanya), implikatur (konvesi kebermaknaan pengunaan kata-kata dalam tuturan), dan inferensi (bentuk kesimpulan oleh pemabca/pendengar sewaktu memahami paparan bahasa); (4) analisis wacana berkaitan dengan aspek tekstual yang meliputi ciri pengembangan topik dan tema, stuktural yang meliputi ciri pengembangan topik dan tema, stuktur informasi, analisis ciri sekuensial, kesatuan unit struktur dan keselarasan relasi semantisnya, serta prediksi tingkat keberterimaan untian kalimat dalam teks.
Sebelum sampai pada analisis, terlebih dahulu akan dibahas tentang latar belakang masalah, metode penelitian dan landasan teori yang berupa pemeparan beberapa konsep teks dan wacana serta unsur-unsurnya yang melatarbelakangi pengetahuan penulis.
1.1 Latar Belakang Masalah
Iklan merupakan salah satu wujud alat komunikasi yang digunakan perusahaan untuk menggerakkan kegiatan ekonomi. Kekuatan iklan sangatlah berpengaruh pagi produk yang akan di iklankan. hal tersebut membuat orang-orang terus berinovasi membuat iklan semenarik mungkin.
Iklan dapat disebarakan melalui media cetak maupun elektronik. Iklan dengan media cetak dilakukan melalui koran ataupun majalah dan yang menggunakan media elektronik yaitu melalui internet , televisi, dan radio. Tujuan dari iklan adalah untuk menarik masyarakat pada produk yang ditawarkan. Oleh karena itu , iklan didesain untuk mampu mempengaruhi pembaca , dibuat semenarik mungkin tanpa menghilangkan pesan-pesan yang ada didalamnya.
Bahasa yang digunakan iklan adalah salah wujud ragam bahasa jurnalistik (RBJ) yaitu ragam bahasa yang digunakan oleh insan kreatif, dalam hal ini wartawan, untuk penerbitan pers. Ragam tersebut mengandung daya informatif persuasif yang secara konsensus harus memilih kata-kata yang dimengerti oleh khalayak pembaca. Di samping memiliki daya informatif persuasif , RBJ juga mempunyai sifat khas yang menjadi karakteristik, yaitu singkat, lancar, padat, sederhana, lugas , netral, dan menarik.
Majalah merupakan salah satu media yang digunakan dalam wacana iklan tulis memiliki beberapa keunggulan daripada media lainnya, yaitu majalah memungkinkan menampilkan jumlah iklan yang ditargetkan dengan besar karena sistemnya secara periodik. Iklan dapat dijangkau oleh semua kalangan dan juga majalah menawarkan reporoduksi foto yang baik, khususnya dalam hal warna karena visual dalam iklan menrupakan elemen yang penting.
Dialatarbelakangi oleh hal-hal itulah dalam kajian analisis wacana di sini difokuskan pada bahasa iklan Tupperware ; atau bagaimanakah iklan Tuperware tersebut mampu menyampaikan pesan produknya kepada khalayak.

1.2 Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif sinkronis. Deskriptif memiliki arti memerikan gejala-gejala kebahasaan secara cermat dan teliti berdasarkan fakta-fakta kebahasaan yang sebenarnya. Gejala tersebut diklasifikasikan dengan dasar pertimbangan tujuan penelitian, kemudian dianalisis untuk sampai pada pemerian sistem dan kaidah atau pola-pola. Sinkronis berarti mengkaji dan memerikan sistem bahasa atau segi-segi tertentu dengan tujuan tertentu.
Data penelitin ini adalah sebuah iklan Tupperware di media cetak. Sumber datanya adalah majalah nova No. 1537/XXX edisi 07-13 Agustus 2017. Langkah penelitian ini dimulai dari (1) pengumpulan data ; (2) kalsifikasi data (memilih dan memilah data); (3) analisis mikrostuktural dengan menitikberatkan pada mekaniksme kohesi tekstualnya untuk mengungkapkan urutan kalimat yang dapat membentuk wacana iklan yang koheren ; (4) analisis makrostuktural dengan mempertimbangkan konteks situasi; (5) menyimpulkan.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Konsep Wacana dan Teks
Berbicara tentang wacana dan teks ada dua pendapat yang bertentangan. Pendapat pertama mengacu pada Halliday dalam Cohesion in English (1976) bahwa wacana dan teks merupakan dua istilah yang sama maksudnya. Teks merupakan rangkain kalimat yang saling berkaitan, bukan hanya sebagai unit gramatikal, melainkan merupakan satu unit makn. Wacana merupakan kalimat-kalimat yang secara operasional berkedudukan sebagai satu kesatuan. Adanya batasan rangkaian kalimat yang saling berkaitan dalam teks dan kalimat sebagai satu kesatuan dalam wacana inilah yang mungkin menjadi dasar bagi keasamaan antara wacana dengan teks. Pandangan yang kedua mengacu pada Brown dan Yule (1996) bahwa teks dipandang sebagai produk yang mengesampaikan pertimbangan teks itu dibangun, sedangkan wacana merupakan suatu proses yang memperhitungkan semua upaya dalam membangun teks demi membangun dan mengungkapkan makna.
Mengacu pada kedua pandangan tersebut, dalam hal ini penulis lebih berkiblat pada pandangan yang kedua bahwa wacana dan teks merupakan suatu konsep yang berbeda. Teks merupakan wujud fisik bahasa/realisasi wacana; sebagai suatu produk, keberadaan teks bersifat konkret. Wacana merupakan bangun teoritis yang bersifat abstrak. Keberadaan wacana bersifat abstrak karena wacana dalam satu teks tertentu, diperlukan proses penafsiaran secara mikrostuktural maupun makrostuktural.
Pembedaan anatara wacana dengan teks penting untuk dilakukan karena bermanfaat guna lebih mengarahkan jika pemakai bahsa dihadapkan pada kenyataan-kenyataan pemakaian bahasa yang sesungguhnya/sebenarnya. Berkaitan dengan masalah tersebut, istilah teks juga dipakai untuk mengacu pada wujud bahasa tulis yang terdapat di dalam iklan Sasa sebagai objek penelitian.
Kajian analisis wacana merupakan suatu kajian analisis yang sifatnya makrostuktural sebagaimana yang dikatakan oleh Sumarlam ( disitir pada perkuliahan Analisis Wacana , LD-PPs UNS, 19-9-2002). Dikatakan Sumarlam (2002) bahwa kajian analisis wacana bisa dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan makrostuktural dan pendekatan mikrostuktural. Pendekatan makrostuktural adalah pendekatan dengan mempertimbangkan background dan foreground , konteks situasi, berbagai prinsip penafsiran (lokal, temporal, tindakan), prinsip analogi, faktor sosial kultural, dan konversi budaya yang melatarbelakanginya. Pendekatan mikrostuktural menitikberatkan pada mekanisme kohesi tekstual untuk mengungkapkan urutan kalimat yang dapat membentuk sebuah wacana menjadi koheren.
Karena begitu luasnya lingkup kajian analisis wacana, maka dalam analisis bahasa iklan Tupperware dibatasi pada lingkup kohesi dan koherensi untuk pendekatan mikrostuktural dan lingkup pendekatan makrostuktural yang meliputi konteks situasi dan konteks sosial kultural dan konteks sosial kultural. Konteks situasi bisa dipahami melalui prinsip penafsiran personal, loka, temporal, analogi dan inferensi. Prinsip penafsrian personal bisa dilihat dari aspek penutur (P) dan mitra tutur (MMt); atau ada yang mengistilahkan dengan aspek intensionalitas dan keberterimaan.

2.2 Kohesi dan Koherensi
Kohesi dalam wacana diartikan sebagai kepaduan bentuk yang secara stuktural membentuk ikatan sintaktikal (Mulyana, 2005:26). Kohesi adalah hubungan semantik atau hubungan makna antara unsur-unsur di dalam teks dan unsur-unsur lain yang penting untuk manfsirkan atau menginterpretasi teks; pertautan logis antarkejaidan atau makna-makna di dalamnya; keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik (Moeliono, 1989:343). Secara formal, kadar atau tingkat kekohesifan suatu teks terletak pada pemakaian pemarkah kohesi secara proposional dan fungsional.
Kohesi wacana terbagi ke dalam dua aspek, yaitu kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. Kohesi gramatikal antara lain adalah referensi, substitusi, elipsis, konjungsi , sedangkan yang termasuk kohesi leksikal adalah sinonim, repetisi, kolokasi (Halliday , 1976:27)
Kohesi gramatikal berkaitan dengan aspek bentuk sebagai stuktur lahir bahasa. Pemarkah kohesi gramatikal meliputi pengacuan/reaferensi, penyulihan/substitusi, pelesapan/elipsi, dan perangkaian/konjungsi.
Kohesi leksikal yaitu hubungan leksikal antara bagian-bagian wacana untuk mendapatkan keserasain stuktur secara kohesif (Mulyana, 2005:29) . Kohesi leksikal meliputi repitisi (pengulangan), sinonimi (persamaan ), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas-bawah), antonimi (lawan kata), ekuivalensi (kesepadanan/paradigma).

BAB III
Hasil Analisis Teks Iklan Tupperware di Majalah Nova

Gambar1.a iklan Tupperware dalam majalah Nova
Ada tiga hal yang akan dianalisis dari iklan tersebut yaitu kohesi dan koherensi, konteks situasi, serta konteks sosiokultural. Masing-masing aspek tersebut menggambarkan karakteristik teks secara khusus.

3.1 Analisis Kohesi dan Koherensi
Teks iklan terdiri dari atas dua paragraf. Paragraf pertama terdiri dari satu kalimat majemuk dan paragraf kedua terdiri dari dua kalimat yaitu satu majemuk satu kalimat. Jadi secara keseluruhan, teks iklan terdiri dari tiga kalimat. Untuk lebih mudah ketiga kalimat tersebut diberi penomoran dari (01) s.d. (03).
(1) Penyimpanan sistem modular menghemat penyimpanan dalam rak atau lemari dapur.
(2) Dapatkan promo menarik Buy 2 Get 1 selama Agustus 2017.
(3) Hubungi kantor distributor terdekat.

Gambar 1.b iklan Tupperware dalam majalah Nova
Kata atau pada kalimat (01) menunjukkan adanya pemakaian konjungsi pilihan (alternatif). Kata atau merupakan konjungsi yang memberikan makna pilhan yaitu antara rak dengan lemari dapur. Pada kalimat (01) terdapat repetisi tautotes yaitu pengulangan satuan lingual (sebuah kata) beberapa kali dalam sebuah konstruksi, yaitu pada kata penyimpanan. Kata penyimpanan diulang pada kalimat tersebut sebanyak sekali.
Penyimpanan sistem modular menghemat penyimpanan dalam rak atau lemari dapur.
Kata selama pada kalimat (02) menunjukkan adanya pemakaian referensi demonstratif temporal yang bersifat endoforis katatoris karena mengacu pada kata “Agustus 2017” yang terletak pada kanannya.
Kata terdekat pada kalimat (03) menunjukkan pemakaian referensi demonstatif tempat yang bersifat eksofora karena kata terdekat memiliki acuan diluar dari bacaan tersebut yaitu pada tempat kantor distributor Tupperware yang pembaca tabloid tersebut berada.
Berdasarkan hasil analisis kohesi, dalam teks iklan Tupperware terdapat pemarkah-pemarkah kohesi, baik leksikal maupun gramatikal. Pemakaian pemarkah-pemarkah kohesi tersebut tampak pada bagan di bawah ini :
Jenih Kohesi dan Pemarkahnya
NO Jenis Kohesi
1. konjungsi pilihan (alternatif) Atau (01)
2. referensi demonstratif temporal Selama (02)
3. referensi demonstatif tempat Terdekat (03)
4. Kohesi leksikal repetisi tautotes

Pemarkah –pemarkah kohesi gramatikal dan leksikal tersebut diapakai oleh penulis untuk membangun keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yng lain sehingga akan tercipta pengertian yang apik atau koheren (Moeliono, dkk, 1988:343).
Di samping keserasian hubungan natar kalusa dalam kalimat-kaimat tersebut tampak pada pemakaian pemarkah kohesinya terlihat pada paragraf kedua kalimat satu dan dua. Dengan demikian, peranti-peranti kohesi atau pemarkah-pemarkah kohesi yang dipakai oleh penulis digunakan untuk membangin keserasain hubungan antar kalusa dalam kalimat maupun antarkalimat dalam paragraf sehingga bisa tercipta suatu wacana iklan yang koheren dari segi mikrostuktural atau pendekatan mikrostuktural.

3.2 Analisis Konteks Situasi
Iklan Tupperware ini terletak pada bagian tengah majalah Nova No. 1537/XXX edisi 07-13 Agustus 2017 yang mengangkat rubik masak memasak . Iklan tersebut lebarnya setengah halaman. dimana di depannya terdapat iklan salah satu produk Mayonise. Iklan tersebut memiliki :
3.2.1 Warna
Warna putih sebagai dasar iklan dan warna merah muda yang digunakan pada produk yang sedang diiklankan. Di dalam iklan tersebut warna merah mendominasi dari tulisan , warna pakaian pada ibu-ibu bintang iklan dan produk yang di iklankan. warna putih digunakan juga pada sebagian besar perabot rumah tangga yang ada dalam ilustrasi iklan tersebut. dibagian badan iklan ditulis menggunakan warna hitam. Pada bagian atas tulisan Tupperware di buat menggunakan warna hitam dan juga di bold dan diletakkan pada bagian atas iklan. Tulisan di bagian logo Small Space Big Ideas menggunakan warna putih begitu juga dengan penulisan bagian informasi di bawah mengenai customer service yang di tulis dengan warna putih . Penulisan Buy 2 Get 1 ditulis menggunakan warna merah muda. Warna-warna yang digunakan cenderung merupakan warna-warna kalem tidak terlalu mencolok dan terkesan lembut. Perpadauan antara warna putih, hitam dan merah muda dengan dominasi warna merah muda merupakan kombinasi yang baik karena sebagain besar wanita paling menyukai warna merah muda. Warna merah muda adalah warna yang tenang, damai, pecinta keindahan. Warna merah muda juga menggambarkan mengenai wanita yang menyukai hal-hal manis, kasih sayang dan juga membuat produk dan iklan lebih terihat indah dan menarik.
3.2.2 Ilustrasi

Gambar 2a. ilustrasi wanita sedang memasak
Iklan Tupperware Smart Saver terdapat ilustrasi seorang wanita yang tengah berada di dapur sendirian dengan senyum bahagia disaat memasak. pada bagian depan counter terdapat rak yang berisi wadah penyimpanan dengan merek Tupperware.

Gambar 2.b gambar tulisan
Di bagian bawah sebelah rak terdapat bulatan besar dengan tulisan Small Space Big Ideas yang berarti bahwa dengan tempat minimal mampu menciptakan ide yang besar.

Dari ilustrasi tersebut barangkali menunjukkan kepada pembaca bahwa (a) dengan menggunakan Tuppeware sebagai Smart Saver maka rak atau lemari akan dihemat pengunaan ruangnya. Hal itu karena Tupperware yang wadah dengan ukuran lebih kecil dapat di tampung di atas wadah Tupperware yang lebih besar. (b) Dengan menggunakan Tupperware Smart Saver akan membuat memasak menjadi lebih menyenangkan dengan ukuran Tupperware yang kecil . (c) Target Pembaca yang merespon iklan ini adalah ibu rumah tangga atau wanita yang senang memasak karena iklan ini berada di rubik masak memasak. Hal ini juga dapat dilihat dengan jelas bahwa yang menjadi bintang iklan adalah seorang wanita. Dan juga iklan ini ada di Majalah Nova yang merupakan majalah bagi para wanita.

3.2.3 Tipografi

Gambar 1.c penunjuk teks iklan
Judul teks Tupperware ada di bagian sbelah kanan atas berwarna hitam di bold. Tulisan Smart Saver berada di bawahnya dengan font lebih besar dan menggunakan warna pink. Dibuat lebih besar dari kalimat yang ada dibawahnya untuk memberi pengertian kepada pembaca tentang apa yang ditawarkan oleh Tupperware. Di paragraf kedua penulisan promo menarik juga ditulis Pada tulisan buy 2 get 1 ditulis dengan menggunakan bold untuk mempertegas dari apa yang di sampaikan. Pada bagian bawah iklan yang merupakan tempat informasi tulisan www.tupperware.co.id juga di cetak tebal agar mempertegas mengenai website Tupperware.
3.2.4 Teks iklan terdiri dari dua paragraf. Pada paragraf pertama terdapat satu kalimat majemuk dan paragraf kedua terdapat dua kalimat.
3.3 Analisis Sosial Kultural

Iklan adalah sebuah bentuk komunikasi yang khas, iklan adalah segala bentuk pesan tentang sutau produk yang disampaikan oleh media ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Gaw, 1961 : 9). Dengan menggunakan media massa, periklanan usaha penjualan. Periklanan merupakan daya mempercepat yang besar dalam distribusi ( Gamble dalam ivers dan Mathews, 1994 :248).
Di dalam pendekatan beriklan, Wiratno (1997:1) memperkenalkan 4 macam stuktur, yaitu orientasi, presentation, offer, justification. Orientation adalah tahap pengenalan produk; offer adalah tahap pembujukan kepada pembaca agar membeli atau menggunakan produkk yang diiklankan; dan justification adalah tahap penilaian pengiklan bahwa produk yang ditawarkan benar-benar bagus dan bisa memenuhi harapan pembaca/pelanggan. Di samping itu, Wiratno (1997:21) juga memperkenalkan 3 macam pendekatan dalam beriklan, yaitu (1) pioneering stage yaitu tahap pengenalan produk baru; (2) competitive stage yaitu tahap persuasif yang menggambarkan keunggulan-keunggulan produk yang diiklankan dibandingkan dengan produk lain; dan (3) tahap retentive stage yaitu tahap pengingatan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan masih lebih baik dibandingkan dengan produk-produk lain. Tahap ini dilakukan agar konsumen memilih barang yang ditawarkan. (lihat Yuwono, 2001 : 146)
Berdasarkan teori tersebut, secaa sosial kultural , iklan Tupperware berada pada tahap offer dengan pendekatan competitive stage. Artinya iklan tersebut tidak memperkenalkan atau mendeskripsikan suatu produk terbaru dari Tupperware, tetapi sudah pada tahap membujuk pembaca agar segera memiliki produk Tupperware dengan sistem Smart Saver serta membujuk konsumen untuk tidak pindah ke produk lain, pembujukkan tersebut tampak dengan adanya penawaran Buy 2 Get 1 dan juga pendeskripsian keunggulan-keunggulan produk.
Iklan Tupperware Smart Saver menawarkan produk dengan keunggulan Tupperware yang mampu menghemat ruang penyimpanan di rak atau lemari dapur. Jadi dengan adanya Smart Saver pengguna tidak akan kebinggungan bagaimana menyimpan wadah Tupperware. Iklan tersebut juga menawarkan program buy 2 get 1 yaitu apabila membeli dua produk akan mendapatkan satu produk lagi secara geratis selama bulan Agustus 2017. Dengan iklan produk tersebut diharapkan oleh penulis iklan bahwa konsumen Tuppeware tidak pindah ke produk lain dan menarik konsumen agar mau membeli dua produk sekaligus.
?
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis wacana iklan dengan pendekatan mikrostuktural terhadap iklan Tupperware

a produk akan mendapatkan satu produk lagi secara geratis selama bulan Agustus 2017. Dengan iklan produk tersebut diharapkan oleh penulis iklan bahwa konsumen Tuppeware tidak pindah ke produk lain dan menarik konsumen agar mau membeli dua produk sekaligus.
?
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis wacana iklan dengan pendekatan mikrostuktural terhadap iklan Tupperware